Batu Bara, (lintasindonesia.co.id) –
Pemerintah Kabupaten Batubara telah mulai pengerjaan proyek pembangunan tembok penahan gelombang Air Pasang di Desa Bandar Rahmad Kecamatan Tanjung Tiram, selasa (18/8/2020).
Proyek yang dikerjakan dari Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batubara senilai 7,8 Milyar tersebut diharapkan dapat merubah kampung nelayan yang sudah nyaris terkikis gelombang dapat dipugar kembali.
Kepala Desa Bandar Rahmad Sub Miswan mengaku menyambut baik pengerjaan proyek raksasa yang dikerjakan oleh CV Permata Kasih. Ia berharap, dengan metode pelaksanaan proyek pembangunan tembok penahan gelombang yang telah dipertanggung jawabkan oleh dinas BPBD Batubara tersebut dapat menjadi pilot proyek sebagai salah satu proyek percontohan di Kabupaten Batubara.
“Kita berharap kepada pemerintah daerah Batubara dapat lebih serius mengerjakan proyek pembangunan tembok penahan gelombang Air Pasang tersebut, agar akses jalan pariwisata satu-satunya menuju desa setempat dapat dimanfaatkan oleh warga kita,” Ujar Kades Bandar Rahmad Sub Miswan kepada Wartawan, selasa (18/8/2020).
Secara tehnis, Kades mengaku tak banyak tau tentang metode pelaksanaan kegiatan yang dikerjakan oleh perusahaan CV Permata Kasih. Ia hanya mengetahui sedikit tentang teknis bangunan yang dikerjakan oleh tim teknis dari Dinas PUPR Batubara itu.
“Sepengetahuan kita, proyek itu dimulai dari penggalian tanah dengan kedalaman dua meter untuk memasang pondasi awal, setelah itu, baru kemudian dipasang cor beton yang sudah siap dicetak sebagai penahan pasir agar tidak kembali abrasi,” Kata Sub Miswan.
Ratusan kubus dan gorong-gorong disiapkan sebagai salah satu pondasi yang akan ditanam pada kedalam dua meter dilokasi proyek
Sejauh ini, dia mengaku belum pernah berjumpa langsung dengan pihak konsultan maupun pihak rekanan sebagai perencanaan awal tehnis bangunan dan penanggung jawab kegiatan dari rekanan.
Hanya saja, kata Kades, saat beberapa kali ia mengunjungi lokasi proyek batu pemecah ombak, disitu dia hanya bertemu dengan pihak mandor lapangan saja.
“Sejauh ini saya belum jump konsultannya. Saya hanya baru jumpa orang lapangan saja,” Kata Kades.
Lebih lanjut dia memaparkan, proyek raksasa untuk mengubah kampung nelayan didaerahnya itu melibatkan dua instansi yaitu dinas PUPR dan Dinas BPBD Batubara.
Dengan penuh harapan, ia mengaku tetap optimis pengerjaan proyek yang dilaksanakan oleh pihak ketiga dapat memberikan secercah harapan kampung yang diduduki mayoritas warga nelayan tersebut dapat berubah dan menjadi objek wisata didaerah itu.
Nantikan berita selanjutnya dari keterangan pihak mandor lapangan.
Editor: (Ir/BB).